Bedah Buku: Perempuan di Titik Nol

Karya:Nawal El Sadaawi

Nawal El Saadawi (1931–2021) adalah seorang dokter, psikiater, penulis, dan aktivis feminis asal Mesir. Ia dikenal luas karena karya-karyanya yang vokal menentang penindasan terhadap perempuan. Saadawi sendiri pernah dipenjara karena pandangan politiknya yang dianggap radikal. Pengalamannya sebagai psikiater di penjara perempuan Qanatir di Mesir menginspirasi penulisan novel ini, yang didasarkan pada kisah nyata seorang narapidana perempuan yang akan dihukum mati

Buku ini menceritakan perjalanan hidup Firdaus, seorang perempuan yang hidup dalam budaya masyarakat patriarki yang sangat menjunjung tinggi kaum laki-laki. Sejak kecil, Firdaus mengalami berbagai bentuk kekerasan fisik, psikis, dan seksual, baik di dalam keluarga maupun di lingkungan luar. Ia dilarang bersekolah, disuruh-suruh, dan tidak mendapatkan jatah makan malam.

Di masa kecil, Firdaus pernah diajak oleh teman laki-lakinya ke ladang dan mengalami pelecehan seperti diraba tanpa izin. Dalam keluarganya, Firdaus diperlakukan tidak adil karena statusnya sebagai perempuan. Ayahnya keras, dan ibunya tidak mampu membela. Bahkan pamannya yang seharusnya menjadi pelindung pun melakukan hal serupa saat Firdaus sedang tidur. Istri pamannya juga tidak menyukai Firdaus dan terus-menerus menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah tangga. Kekerasan seksual terus berlanjut bahkan di lingkungan sekolah. Seorang guru yang awalnya tampak baik ternyata memiliki niat untuk mencabuli Firdaus. 

Saat memasuki usia dewasa, Firdaus bertemu dengan seorang teman yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK). Ia pun ikut terjun ke dunia tersebut. Dalam perjalanannya, Firdaus mengalami konflik hebat dengan seorang pria yang berusaha untuk menindasnya yang akhirnya ia membunuh pria itu sebagai bentuk perlawanan dan pencarian keadilan atas hidup yang dipenuhi kekerasan. Akibat tindakannya, Firdaus dijatuhi hukuman mati. Menjelang pelaksanaan hukuman, justru ada pihak pihak yang membela dan memahami pilihannya, tetapi Firdaus enggan diselamatkan.

Relevansinya dengan kondisi saat ini

Kisah Firdaus sangat relevan dengan isu-isu yang marak terjadi di masa sekarang, seperti kesetaraan gender dan kekerasan seksual terhadap perempuan. Buku ini juga mengajak pembaca untuk introspeksi terhadap bagaimana masyarakat memperlakukan perempuan. Tanpa disadari, banyak perempuan yang mengalami kekerasan seksual sejak dini. Namun kurangnya edukasi seksual, kurangnya batasan yang diajarkan kepada anak laki laki dan perempuan, juga normalisasi tindakan tindakan pelecehan dalam lingkup keluarga maupun lingkungan membuat mereka tak mampu bersuara bahkan menyadari bahwa mereka adalah korban. 

Kekurangan dan kelebihan buku

Kekurangan

  • Tidak banyak dialog atau dinamika karakter lain selain Firdaus, jadi kurang “berwarna” untuk yang suka cerita kompleks
  • Alur terasa lambat di awal
  • Tidak semua pembaca siap dengan cerita tentang pelecehan maupun kekerasan.

Kelebihan

  • Gaya naratif yang penuh dengan emosional yang dapat membuat pembaca ikut merasakan penderitaan Firdaus
  • Mengangkat isu feminisme dari sudut pandang dunia Arab, yang jarang dibahas
  • cerita terasa hidup dan penuh dengan realitas
  • Padat, namun menyentuh beberapa isu sosial secara mendalam

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top