Oleh; Edgar Ramadhan
Brain rot adalah istilah yang merujuk pada kondisi ketika otak sering terpapar pada hal-hal ringan ataupun receh seperti konten hiburan dangkal di media sosial, sehingga kemampuan otak dalam memproses informasi berat dan mendalam menjadi menurun. Umumnya hal ini terjadi pada generasi yang sejak dini sudah akrab dengan teknologi digital dan internet.
Gejala Brain Rot
- Sulit menerima informasi yang kompleks dan bersifat kritis
- Mudah terdistraksi atau kehilangan fokus saat belajar atau berdiskusi
- Kecenderungan untuk terus-menerus scrolling media sosial tanpa tujuan yang pasti (doom scrolling)
- Wawasan menjadi semu (banyak informasi masuk tetapi hanya di permukaan)
Dampaknya terhadap akademik dan produktivitas
- Kesulitan menyerap penjelasan materi
- Tidak mampu mempertahankan fokus
- Sering terganggu oleh notifikasi dan kebiasaan membuka ponsel
- Sulit membentuk pemahaman utuh jika membahas suatu topik
Solusi Mengatasi Brain Rot
- Digital detox dengan membatasi penggunaan gadget, menghapus media sosial atau membuat tampilan gadget menjadi tidak menarik, dan mengurangi interaksi dengan gadget di malam dan pagi hari.
- Melatih diri untuk merasa bosan dengan gadget
- Memiliki sikap skeptis dan kritis terhadap informasi yang sifatnya dangkal
- Melatih kesadaran diri untuk peka terhadap fisik dan mental. Tujuannya agar individu dapat memahami batasan kognitifnya dan tahu kapan otaknya perlu istirahat ataupun stimulasi.
Dampak sosial dan solusi
Dengan mengonsumsi konten receh terus-menerus dapat melemahkan kemampuan sosial dan cara individu komunikasi. Solusinya dengan:
- Terlibat dalam aktivitas bermakna dalam dunia nyata, contohnya olahraga, seni, organisasi
- Menumbuhkan kebiasaan reflektif dan bersosialisasi dalam dunia nyata.
- Menyadari bahwa kesibukan positif lebih bermakna