Peran Pendidikan terhadap Implementasi Demokrasi

oleh: Bagas Pangestu

28 Februari

 

Demokrasi dalam sejarah merupakan salah satu mode pemerintahan yang udah lama. Awalnya ada di Yunani, karena kebudayaan Yunani berkembang sangat pesat. Demos dan kratos, demokrasi itu “dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat” selalu melibatkan khalayak. Seiring berjalan waktu, demokrasi sering dikritik. Rasulullah tidak menurunkan sistem negara. Hingga sekarang demokrasi dipakai di banyak negara.

Indonesia sejak merdeka sudah menganut sistem demokrasi, sejak orde lama. Sering berpindah presidensial.

  1. Aspek Kepentingan
  2. Aspek Keadilan

Kebebasan harus berlandaskan di atas. Sebagai kepala negara punya wewenang dan kewajiban lebih luas daripada warga negara. Demokrasi untuk mencapai kebaikan untuk kesuksesan itu sendiri. Negara demokrasi itu sangat sulit untuk dicapai. Autokratik sistem pemerintahan menganut nilai otoriter.

Era reformasi, mengembalikan nilai demokrasi secara utuh ditandai dengan lengsernya orba.

“Elektoral”

Beberapa elemen pemerintahan yang tidak menerima aspirasi dari masyarakat.

 

Indeks pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan, seiring berjalannya waktu pendidikan itu berpengaruh kepada demokrasi. Karena pendidikan ini tidak bisa mencerdaskan warganya, maka negaranya dengan leluasa tidak menjelaskan sistem demokrasi ini.

Apakah sekolah sudah mengajarkan nilai demokrasi dengan benar?

Jarang diberi contoh yang benar. PKN bukan sebagai pelajaran demokrasi. Inilah yang menjadi kritik terhadap pendidikan di Indonesia. Terkadang guru hanya mematikan hal tersebut. Semua bentuk pertanyaan, kritikan harus kita terima kalau demokrasi. Pendidikan kita menganut sistem bapak dan anak. Banyak pendidikan yang belum mengimplementasikan demokrasi. Mungkin krena tidak terbiasa dengan kritikan, adu argumen, dll.

Kita sebagai jurnalistik harus menanamkan demokrasi itu dibarengi dengan adab dan kepala dingin. Orang banyak mengkritik tapi apabila diberi tanggung jawab yang sama tapi sama juga cara kerjanya. Berani kritik harus terbuka juga dengan kritikan.Sebagai anak jurnalistik harus terbuka terhadap isu ini dan mencoba mengedukasi. Negara kita demokrasi tapi apakah kita mengimplementasikan demokrasi tersebut? Sebagai mahasiswa jangan sering mengikuti arus, mulailah berdiri di kaki sendiri. Karena yang mengikuti arus itu hanya ikan yang mati. Maka kita harus berani melakukan perlawanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *