Skip to content
  • Beranda
  • Pabelan Online
  • Youtube Pabelan
  • Majalah Pabelan
  • Arsip
    • Arsip Koran Pabelan
    • Arsip Koran 2024
    • Arsip LPM Pabelan
  • Kegiatan
    • Diskusi
    • Pelatihan
    • Penelitian
  • Company Profile
    • Pengurus
    • Anggota
  • Beranda
  • Pabelan Online
  • Youtube Pabelan
  • Majalah Pabelan
  • Arsip
    • Arsip Koran Pabelan
    • Arsip Koran 2024
    • Arsip LPM Pabelan
  • Kegiatan
    • Diskusi
    • Pelatihan
    • Penelitian
  • Company Profile
    • Pengurus
    • Anggota

Fenomena Media Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan Mental dan Cara Menghadapinya

admin by admin
Maret 10, 2025
in Diskusi
0
Fenomena Media Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan Mental dan Cara Menghadapinya

Oleh; Syahrowani Nur Syifa

Self-Diagnosis
Fenomena self-diagnosis merupakan fenomena di mana seseorang menilai kondisi mentalnya hanya berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber seperti internet, media sosial, atau pengalaman pribadi.
Dampak Self-Diagnosis:

    • Self-Konsep dan Ideal Konsep: Media sosial membentuk standar tertentu yang sebenarnya tidak harus kita ikuti, namun sering kali mempengaruhi cara kita memandang diri sendiri.
    • stigma diri dan perasaan tertekan akibat salah memahami kondisi kesehatan mental
    • Bisa menimbulkan stres, kecemasan berlebih, dan ketakutan yang tidak perlu.
    • Dampak Positif: Meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental dan mendorong seseorang untuk memeriksakan diri secara medis jika merasa ada yang salah.

Cara Mengatasi Self-Diagnosis:

  • Mengurangi konsumsi konten yang berkaitan dengan self-diagnosis.
  • Tidak mudah tersugesti oleh informasi yang tidak lengkap.
  • Berpikir positif dan percaya pada diri sendiri.
  • Menyaring informasi hanya dari sumber yang terpercaya.
  • Mengenali konsep diri dengan baik untuk mencegah overthinking

FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO adalah ketakutan akan ketinggalan tren atau informasi yang sedang berkembang di media sosial. Hal ini sering membuat seseorang merasa tertinggal, kurang eksis, atau tidak gaul.
Mengapa FOMO Berbahaya?

    • Bisa mengganggu prinsip hidup karena mudah terpengaruh oleh orang lain.
    • Memicu perasaan tidak puas dengan kehidupan sendiri.
    • Mengurangi proses kognitif karena sering terjadi komunikasi satu arah tanpa berpikir kritis.

Cara Mengatasi FOMO:

  • Memfilter tren yang benar-benar bermanfaat bagi diri sendiri.
  • Mengembangkan prinsip hidup yang kuat agar tidak mudah terpengaruh.
  • Berlatih mindful living agar lebih fokus pada kehidupan nyata dibanding dunia maya.
  • Mengurangi waktu penggunaan media sosial jika mulai merasa cemas atau tertekan.

Cyberbullying
Cyberbullying merupakan tindakan perundungan yang terjadi di dunia maya dan bisa menyerang aspek mental, logika, serta cara berpikir seseorang.
Dampak Cyberbullying:

    • Menurunkan rasa percaya diri.
    • Menyebabkan kecemasan dan stres berlebih.
    • Memicu depresi jika terus berlanjut.

Cara Mengatasi Cyberbullying:

  • Tidak mudah terpengaruh oleh komentar negatif.
  • Menggunakan fitur blokir atau laporan terhadap pelaku bullying.
  • Mencari dukungan dari orang-orang terdekat jika mengalami perundungan daring.
  • Mengembangkan mental yang kuat agar tidak mudah terpengaruh oleh perkataan negatif.

Mengapa Media Sosial Seakan Mengetahui Kebutuhan Kita?
Algoritma media sosial dikendalikan oleh data analyst yang memantau perilaku pengguna. Data yang dikumpulkan digunakan untuk menyajikan konten yang sesuai dengan preferensi kita. Jika informasi yang kita konsumsi berguna, hal ini dapat memberikan nutrisi bagi otak. Namun, jika tidak, hal ini bisa menyebabkan “brain rot” atau penurunan kualitas berpikir akibat konsumsi informasi yang tidak bermanfaat.
Cara Mengatasi Dampak Negatif Media Sosial:

    • Mengontrol konsumsi konten agar tidak berlebihan.
    • Mengikuti akun-akun yang memberikan manfaat dan wawasan positif.
    • Mengatur waktu penggunaan media sosial agar tidak mengganggu pola tidur dan aktivitas sehari-hari.

Media sosial memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan mental, baik positif maupun negatif. Dengan memahami fenomena ini dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita bisa menggunakan media sosial dengan lebih bijak dan sehat.

Previous Post

Indonesia Gelap: Dampak Efisiensi Anggaran Pendidikan dan Nasib Bangsa yang Akan Datang

Next Post

Perilaku Konsumtif dalam Budaya Konsumerisme: Antara Gaya Hidup dan Kebutuhan Semu

Next Post

Perilaku Konsumtif dalam Budaya Konsumerisme: Antara Gaya Hidup dan Kebutuhan Semu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Strategy Marketing
  • Keseimbangan Antara passion dan Stabilitas dalam Dunia Kerja
  • Politik Jalanan Sebagai Cermin Kegagalan Politik Parlemen
  • Bedah Buku Hidup Bersama Raksasa: Manusia dan Pendudukan Perkebunan Sawit
  • Jejak Komunisme di Kota Solo

Recent Comments

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Archives

  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024

Categories

  • Blog
  • Diskusi
  • Kegiatan
  • Pelatihan
  • Penelitian
  • Pengurus

Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Gedung Unit Kemahasiswaan Lantai 4, Kampus 1 Universitas Muhammadiyah, Gatak, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57169

Produk

Pabelan Online
Pabelan TV
Majalah Pabelan

Lainnya

Arsip Koran 2024
Arsip Pabelan
Kegiatan
Tentang

Social Media

Whatsapp Instagram Youtube
No Result
View All Result
  • Anggota
  • Arsip
  • Company Profile
  • Galeri
  • Homepage
  • Kegiatan
  • Majalah Pabelan
  • Pengurus

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.